Author: Kayla Anneke

Anneke
Apa yang anda lihat pada diri anda setelah 10 tahun mendatang?
Tidak ada satu pun dari hal diatas yang boleh Anda katakan pada saat di interview (tidak boleh secara langsung) waktu pertama kali anda diwawancara agar diterima belajar sebagai murid perguruan Unisyn.
Jadi, bagaimana Anda harus menjawab pertanyaan tersebut? Salah satu murid Unisyn yang pramugari, Nossya Octarina Endinar, memberikan tips.
Hal ini terasa seperti pertanyaan menjebak, karena terkadang diarahkan oleh sipewawancara“bukan dalamperguruan ini”, atau seperti suatu “kesempatan besar tapi apakah di sini?”. Tapi tidak satu pun dari hal tersebut yang dapat Anda katakan pada pewawancara anda.
Kabar baiknya adalah Anda tetap bisa berkata jujur sambil mengatakan apa yang ingin mereka ketahui. Apakah Anda memiliki harapan yang realistik pada karir Anda di tempat yang sudah dikenal teramat sulit menuju ke tiap tiap levelnya? Apakah Anda memiliki ambisi?
Ketika merekrut murid baru, perguruan ini menuangkan investasi, minimal waktu, dari proses pencarian, wawancara, hingga pelatihan. Mereka perlu tahu kalau Anda layak dijadikan investasi sebagai murid yang cukup layak dan laik latihan, tanggap tanggon dan trengginas. Wajar kalau ada di pikiran mereka jangan jangan hanya bertahan satu atau dua bulan saja…
Pertanyaan seperti “Apa rencana Anda 5 tahun ke depan?” dirancang sebagai sejenis tes untuk mengukur motif Anda. Pertanyaan seperti ini pulalah yang saya ajukan baru baru ini ke dua orang Casual: Yolanda Theresia dan Yuliana Ayu Yolanda.

Yolanda
APAKAH ANDA INGIN INCOME ANDA BERTAMBAH ?
JAWABANNYA … PASTI !!!
Caranya?
Bisnis di perguruan ini murni adalah kita bekerja keras dan bekerja pintar dengan sistem sehingga kita bisa mendapatkan income yang passive yang dapat kita nikmati seumur hidup.
Pertanyaan selanjutnya: bagaimana langkah anda untuk mencapai Tujuan hidup anda …
Anda ingin mewujudkan impian anda … betul ? Tapi sudah terpikir belum cara caranya?
Anda ingin mewujudkan impian anda … betul ? Tapi sudah terpikir belum cara caranya?
Lagi pertanyaan penting, apakah anda tidak sulit untuk berkenalan dengan orang asing, belum pernah anda kenal? apakah anda termasuk yang berkeberatan untuk memperbanyak kenalan anda? Melatih dan mengembangkan relasi anda?
Jika jawaban atas pertanyaan pertanyaan di atas anda cenderung mengatakan “ya” atau berkeberatan,… maka saya sarankan sebaiknya urungkan niat anda untuk menjadi siswa perguruan ini.
Meski belum lama saya berlatih di perguruan ini, namun saya ketahui bahwa salah satu yang menjadi dasar kesuksesan pembangunan Pilar 2 di perguruan ini adalah apa yang dinamakan RDBMS (Relational Data Base Management System). Itu istilah keren yang sengaja dibuat untuk membingungkan publik, namun kata inti penggantinya adalah 2 kata saja: Bangun Relasi. Itu saja. Sudah tentu ada beberapa KSF atau key Success Factorsyang tidak bisa saya ungkapkan disini. Tetapi itulah 2 kata Truf kesuksesan kami tadi: Bangun Relasi, sebelum kita bicara poin poin lainnya seperti: Pendapatan Tambahan, Kebebasan Finansial, Memiliki Usaha Sendiri, Kebebasan Waktu, Pensiun Dini..
Tidak ada yang dapat memberikan solusi atau formula pasti bagi seseorang dalam mengejar kesuksesan. Namun, di Unisyn terdapat beberapa faktor penting yang dipercaya dapat mendekatkan Anda kepada kesuksesan. Banyak orang beranggapan bahwa untuk mencapai kesuksesan hanya membutuhkan kerja keras serta kepintaran dalam menguasai bidang keahlian. Nyatanya, hal tersebut merupakan faktor internal saja, yang mana Anda juga harus membutuhkan faktor eksternal. Salah satu dari faktor eksternal ini adalah membangun relasi sebanyak banyaknya.
Sejujurnya saya amat terkesan dengan pribadi sang maestro perguruan ini. Sebelum berkesempatan tatap muka dengan beliau segala macam perasaan hinggap dalam pikiran saya. Ceritanya waktu saya ingin konseling dengan coach saya, Vivian, pas kebetulan ia dapat tugas dari perguruan untuk terbang ke Jakarta mengawal The Conceptor yang akan ke Dufan menemani anaknya. Spontan saya menyatakan ke coach Vivian untuk ikut serta, tiket dan akomodasi tak masalah saya yang tanggung sendiri (kan saya sudah Financial Independent). Awalnya Vivian terlihat agak berat menyanggupinya karena dia pikir belum tentu akan dibolehkan olehthe Bridge Unisyn. Tapi ternyata lampu hijau diberikan sebab saya sekalian akan screening (wawancara) 2 orang Casuals di Jakarta.
Singkat cerita, kami menuju hotel Shangrilla di kota BNI, tepatnya di Nishimura Japanese resto. Waktu masuk, tampaklah dari jauh HD Coach sedang berbincang dengan 2 pria. Kami duduk agak jauh di meja sebelahnya. “Aki, HD Coach terlihat kurus ramping setelah baru baik sakit, di rawat hampir 2 bulan di RSCM” Vivian menjelaskan. Saya perhatikan bapak yang sedang bicara dengan Pelatih Besar dan agak berbisik ke coach Vivian saya katakan:”itu bukannya Hermawan Kertajaya?”

Coach Vivian mengangguk membenarkan, kemudian coach melanjutkan:”itu marketing guru Indonesia, ketua perkumpulan marketing Asia dan seabrek prestasi lainnya dan kamu tahu siapa bapak disebelahnya itu?”
Saya perhatikan dan mencoba mengingat ingat wajah yang dulu pernah muncul di tv. Agak lama kemudian, saya temukan,”pak Dorojatun”
“yes” jawab Vivian singkat. “Kuncorojakti, mantan menteri”
“waw” saya hanya bisa menimpali singkat. Belum hilang rasa takjub saya, kemudian ada seseorang yang melewati meja mereka sambil melambaikan tangan ke sang Maestro. Beliau tersenyum balas melambaikan tangan.

“Siapa itu yang barusan, coach?”tanya saya mneyelidik. “Itukan KxSxD yang sekarang…pak Axdxixa” jawab Coach Vivian. Demikianlah Sang Pelatih Besar Unisyn. Beliau kenal dengan banyak orang dan ini memiliki peran penting tidak hanya untuk menunjang kesuksesan, namun banyak aspek dalam kehidupan. Beragam manfaat bagi kitasaat berhasil membangun relasi yang luas dan kuat.
Selesai kedua tamu pelatih pamit pergi, kami berpindah ke kursi dimana The Conceptor berada. “Vivian, bagaimana kabarnya?” sapa pak Pelatih sambil bangun berdiri mengulurkan tangannya ke Vivian dan saya.
“Baik, Aki. Ini kebetulan murid saya di Kalimantan ke sini mau interview beberapa calon murid, Casuals”
Inilah dia The Conceptor. Terus terang tangan saya agak gemetar menerima uluran tangan dari beliau. Pria yang masih terlihat tegap meskipun di usia diatas 50 tahun disamping rambutnya yang memutih tapi masih terlihat ketampanannya. Saya tidak heran akan info yang sampai ke saya bahwa dulunya beliau dikejar banyak gadis dan wanita muda. Kemudian saya pikir beliau orang yang rada genit atau mengarah ke playboy karena banyak diburu wanita ternyata anggapan saya salah, beliau hanya melihat saya sebentar, tidak sampai sekian detik waktu saya sebutkan nama saya,”Anneke” dan beliau selebihnya tidak pernah memandang apalagi menatap saya, lebih sering pandangan matanya menunduk ke bawah atau ke arah lain… Justru pandangan yang seperti inilah yang membuat banyak wanita kesal, jengkel karena seakan tidak perhatikan. Tapi waktu minuman diantar, beliaulah yang memindahkan gelas gelas yang diantar waitress ke meja kami; tanda bahwa beliau ini tetap “care” orangnya sekalipun terkesan agak cuek…
Sepanjang Mr Conceptor duduk didepan kami seakan akan kami berhadapan dengan patung. Sang HD Coach lebih banyak diam mendengarkan pembicaraan kami. Justru seakan akan kamilah yang jadi obyek pertanyaan beliau. Terkesan sekali malah beliau yang berusaha menggali pribadi dan segala sesuatu mengenai kami. Beliaulah yang “banyak belajar” dari kami. Itulah beliau, sesuai info yang sebelumnya saya dapat bahwa kalau di dekat beliau, kitalah yang sebaiknya mengajukan pertanyaan. Jika tidak, yang terjadi malah sebaliknya…
“Anneke, ada yang mau ditanyakan? Selagi ketemu saya sekarang ini?” sibapak sampai harus mengulang pertanyaannya tiga kali ke saya, karena saya bingung terkesima melihat sikap ‘dingin’ dan cuek dari the Conceptor. “Eh, ya…ada sir. Pertanyaan saya, apa pesan bapak,…mmmh…The Chef untuk murid belum lama belajar seperti saya dalam mengejar sukses?”
Mendengar pertanyaan saya itu, barulah The Chef terlihat senyum menanggapi,” Ever Onward, Never Retreat”.Tidak ada yang dapat memberikan solusi atau formula pasti bagi seseorang dalam mengejar kesuksesan. Namun, terdapat beberapa faktor penting yang dapat mendekatkan Anneke kepada kesuksesan, akan diajarkan di perguruan ini”.
Kemudian lanjut beliau:”Banyak orang beranggapan bahwa untuk mencapai kesuksesan hanya membutuhkan kerja keras serta kepintaran dalam menguasai bidang keahlian. Nyatanya, hal tersebut merupakan faktor internal saja, yang mana Anda juga harus membutuhkan faktor eksternal. Salah satunya adalah membangun relasi baik dengan banyak orang. Hal ini memiliki peran penting tidak hanya untuk menunjang kesuksesan, namun banyak aspek dalam kehidupan. Inilah beragam manfaat bagi kita saat berhasil membangun relasi yang luas dan kuat.”
Tak lama setelah itu, HD Coach pamit undur diri. Vivian menawarkan, setengah maksa, untuk mengantar HD Coach sampai ke tempat parkir, tapi ditolak beliau dengan alasan harus ada yang menemani saya, Anneke di restoran ini. Demikianlah awal perjumpaan saya dengan sang tokoh perguruan yang sangat rendah hati, low profile dimana ditangan beliau sudah tercetak lebih dari 50 murid sukses multi milioner di seantero dunia. Sepulang di kamar hotel perjumpaan itu masih saya ingat ingat kembali dan masih ingin rasanya saya bisa kembali menemui beliau dalam waktu dekat. Semoga…

