Author: Violetty Faerly
Joined:
2010
Coach:
Wiwiek Setiawan
Financial
Independent 2013
Financial
Freedom: 2014
Time
Freedom 2015
Economically
Free 2016
Cukup
banyak orang di luar Unisyn bertanya ke saya tentang apa kriteria
agar seseorang lulus test seleksi masuk Unisyn, bagaimana caranya
agar laik masuk Square zero (0) atau disebut Casuals. Untuk bisa
lolos seleksi menjadi calon murid Unisyn (baru calon) tidaklah
secepat kilat; perlu orang tersebut mempersiapkan diri dan pribadinya
dulu. Dibutuhkan waktu relatif lama, yakni enam bulan hingga satu
tahun. Masa
ini disebut Pre-emptive.
Calon
Coach biasanya sudah cukup lama mengamati diri seseorang yang dia
nilai layak sesuai kriteria Unisyn sudah cukup lama, yakni 6 bulan
sampai setahun sebelum calon coach memutuskan memberitahukan diri
orang yang bersangkutan untuk menawarkan bergabung. Kriterianya bukan
cuma atas dasar Kualitas
Kesehatan yang dilakukan pertanyaan informal yang bersifat pribadi
misalnya
Tekanan darah, gula darah normal, kolesterol dsb melainkan juga
Kualitas
Kejiwaan seperti bersedia
memperjuangkan setelah cinta kepada Tien
(Tuhan),
orangtua dan
perguruan itu sendiri sebab nantinya jika telah diterima salah satu
janji murid adalah Setia dan Taat pada perguruan. Sugestikan prinsip
“Do the best, God takes the rest”;
maksudnya beberapa poin di atas dapat menjadi rujukan untuk
mempersiapkan diri agar lolos Screening Test masuk Unisyn dan harus
diusahakan tetap menjaga stamina agar saat test berlangsung, Anda
tetap sehat dan segar. Jika sudah mempersiapkan diri dengan baik,
maka langkah terakhir jangan lupa untuk berdoa.
Sebetulnya
dalam membangun 4 Pilar sukses kehidupan di Unisyn (4P4S – 4
Pillars for Success) bukan saja sejak awal melainkan sebelum
mendaftarkan diri menjadi murid orang itu mindset harus sudah
dipersiapkan. Calon Coach bukan hanya menilai calon murid yang
diamati dari sehat stamina fisiknya saja melainkan bagaimana orang
itu punya VALUE dalam pilar pilar lainnya, termasuk Pilar spiritual
dalam diri orang itu. Kira kira, apa kriteria yang dinilai dalam
pilar spiritual ini sebelum orang itu bergabung?
Kita
ambil contoh berikut ini. Saya sudah cukup lama mengenal Gēgē
(koh)
Won Wie Kwong (Bung Komik) sekitar tahun
2000an. Sekalipun beliau domisili di Shanghai, tapi sering kali
beserta keluarganya ke Taipei karena paman beliau (Bóbo)
tinggal disini. Jika sedang ke
sini, Wiwiek tagē
yang kebetulan sangat tertarik pada TCM (Traditional Chinese
Medicine) sering mampir di kedai teh milik saya. Secara kebetulan kami lahir di Indonesia sebelum kemudiannya pindah. Beliau terkesan dari
hal terkecil yang saya lakukan. Papa saya mengajarkan saya agar tidak
sembarangan dalam berbisnis sesuai pepatah Ann Wan Seng - “Jika
ingin lebih berhasil dari orang lain, kita tidak punya pilihan,
kecuali bekerja dengan lebih keras dan rajin.”. Dari itu contohnya
mulai dari daun teh saya sudah mempertahankan budidaya tak beracun
lalu pakai pembakaran arang tradisional yang aman tak beracun. Papa
berpesan, mengelola dengan tulus dan jujur serta bertahap, menjauhi
teh berhati jahat jika tidak ingin pelanggan jatuh sakit akibat
kemasukan bakteri dari mulut. Sebelum papa berpesan demikian, saya
sempat berpikir dalam menjalankan bisnis pemikiran pertama adalah
keuntungan dan bagaimana bisa menghasilkan uang serta bisa
menghasilkan berapa banyak uang. Selanjutnya setelah papa meninggal
dan saya mengenal Unisyn, seakan akan perguruan itu menggantikan
peran papa, bahkan lebih dari itu. Setelah ber-kultivasi membangun
Pilar 4 di Unisyn, saya dalam menjual barang memiliki suatu standar.
Saya menjual barang selalu berpikir dulu apakah ada manfaat bagi
konsumen; bisa membawakan kebaikan apakah bagi konsumen, artinya bisa
lebih memikirkan orang lain.
Banyak
pengusaha bisnis berhati jahat, mereka acapkali menurunkan biaya
untuk berperang dalam harga, demi merebut pasar. Apakah saya
sebagai murid
Unisyn ikut terombang-ambing oleh arus atau berjalan melawan pasar?
Tidak. Murid Unisyn berfilosofi Truthfulness (Zhen
真),
Compassion
(Shan 善), Forbearance (Ren
忍)
atau
“Sejati
Baik Sabar” dan ini bukan hanya sekedar slogan. Dalam kehidupan
sehari-hari dengan patuh menjalankan Sejati Baik Sabar kami melawan
pasar dan telah berada pada jalan bisnis yang dikelola dengan jujur
dan dapat dipercaya.
Dari
situlah Coach Wiwiek terkesan dengan filosofi bisnis saya jauh
sebelum bergabung jadi murid perguruan. Konsumen tahu bagaimana saya
menjaga kualitas, mereka tahu kualitas barang saya memang bagus, lalu
menyebar dari mulut ke mulut, malah pelanggan semakin banyak dan
bisnis semakin baik.
Setelah
bergabung menjadi murid, apa yang sangat menarik saya di Unisyn para
muridnya punya pola pikir yang berbeda dari pada masyarakat
kebanyakan.
#Contoh
pertama, Solution Oriented murid Unisyn diarahkan harus belajar
untuk fokus pada solusi daripada berfokus pada masalah. Orang
yang fokus pada masalah, mudah menyerah dan larut dalam penyesalan
yang berkepanjangan. Sementara orang yang fokus pada solusi, saat ada
masalah mereka berusaha mengambil hikmah, melihat peluang dan
mengambil pembelajaran.
Saat
mereka berbuat salah. Orang yang fokus pada masalah sibuk menyalahkan
orang lain dan mencari berbagai alasan agar terhindar sebagai orang
yang bersalah. Orang yang fokus pada solusi dengan sadar mengakui
kesalahannya dan segera memperbaiki kesalahannya.
Orang
yang fokus pada masalah sering menimbulkan masalah baru bagi orang
lain, keberadaannya menjadi beban dan sering merepotkan orang lain.
Sebaliknya, orang yang fokus pada solusi, selain ia enak diajak
ngobrol dan diskusi, penuh energi juga sangat menyenangkan dalam
pergaulan sehari-hari.
Alam
bawah sadar kita adalah alam yang baik, tetapi tahukah anda bahwa
alam bawah sadar selalu merekam dan menyimpan berjuta-juta pengalaman
atau perilaku kita tanpa membedakan mana yang baik dan buruk. Rekaman
yang disimpanj itu kemudian akan dikeluarkan berdasarkan perilaku,
suasana, pengalaman yang sedang kita alami.
Ingatlah
bahwa, Tuhan
selalu mengizinkan masalah datang karena Dia sudah menghadirkan
berbagai macam solusi untuk kita temukan. Kuncinya
hanyalah terus mendorong diri untuk focus pada solusi bukan masalah.
Saat kita sudah berhasil, kita kan menjadi pribadi yang tidak mudah
mengeluh.
#Pola
pikir kedua Filosofi
KISS ( Keep It Simple Stupid ) atau The
Power Of Simplicity,
yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang
bodoh sekalipun dapat melakukannya.
Rancangan
filosofi ini berasal dari U.S.
Navy in 1960. Unisyn
berpikir bahwa seorang
pemimpin yang berjiwa driver harus bisa membuat dirinya sederhana.
Ilustrasinya
sebagai berikut: Pada
saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka
menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol,
karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk
memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu decade
dan 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat
berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam
air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat
temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300
derajat Celcius.
Apakah
yang dilakukan para orang Rusia ?
Mereka
menggunakan pensil !
Selesai.
#Pola
Pikir Ketiga, Mathematical Mind, murid Unisyn diajarkan
untuk menghargai dan selalu menerapkan Matematika.
Matematika
adalah proses berpikir, bukan proses berhitung. Hampir setiap
mendengar kata matematika, yang ada di pikiran orang adalah "angka"
dan "rumus". Padahal belajar matematika adalah belajar
untuk berpikir logis dan sistematis. Mengapa matematika bisa dianggap
sebagai ilmu yang penting dalam kehidupan sehari-hari? Jawabanya
yaitu karena setiap kegiatan kita sehari-hari itu pasti selalu
terhubung dengan ilmu matematika.
#Pola
Pikir Keempat, Think Out of The Box. Satu hal yang paling sering
dipertanyakan banyak orang di luar Unisyn adalah bagaimana caranya
untuk bisa berpikir di luar kotak. Para murid Unisyn harus mampu
berpikir di luar kotak dan akhirnya menemukan suatu hal yang baru dan
berbeda dari apa yang pernah dialami dan diterima orang kebanyakan.
Dari itu kami (mereka) harus:
Keluar
dari zona aman. Setiap orang cenderung menikmati dan terbuai akan
zona aman yang sudah dimilikinya pada saat ini, namun itu akan
menjadi penghalang dari sebuah inovasi.
Tinggalkan
keraguan. Seringkali keraguan membuat seseorang kembali berpikir di
dalam kotak.
Mau
dengarkan
orang lain, terbuka, dan menerima. Orang-orang yang berpikir di
dalam kotak adalah orang-orang yang tidak pernah mau menerima
ide-ide yang bermunculan di sekitarnya. Mereka selalu memandang
ide-ide tersebut tidak akan bekerja.
Keterbukaan
untuk melakukan hal yang berbeda dan melakukan suatu hal dengan cara
yang berbeda. Albert Einstein mengatakan: Hanya orang-orang
gila yang mengharapkan hasil berbeda akan tetapi menggunakan
cara-cara yang sama.

#Pola
Pikir Kelima,
Pushing
Yourself Way Beyond Your (Supposed) Limits; begitulah
program pembangunan Pilar 1 Unisyn. Sifat
keras kepala, pantang menyerah, bekerja keras sampai titik keringat
terakhir sesuai
motto: Hard Training, Tight Discipline & Severe Suffering.
Disinilah
jawaban kenapa pelatihan fisik yang keras untuk membangun Pilar 1
terhubung erat dengan pembangunan Pilar 3.Penempaan
fisik di Unisyn memang
keras, tetapi itu bukan untuk kekerasan. Motto: The
only easy day was yesterday bukan sekedar ditulis. Unisyn
terapkan 40% Rule, artinya, when
your mind is telling you you're done, you're really only 40 percent
done. Mendidik
murid
dilakukan
dengan keras dan tegas untuk membentuk sosok murid
seorang yang
tanggap, tanggon, dan trengginas. Tanggap,artinya berdaya tangkap
dan penalaran yang tinggi dengan memiliki potensi ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk dapat mengembangkan diri. Tanggon artinya dapat
diandalkan, ulet, dan tahan uji. Trengginas artinya tangkas dalam
bertindak dan berolah pikir, daya tahan tinggi dalam menghadapi
tugas.
Sasarannya
jelas, yaitu menggembleng
para Unisyn Cadet kelak
menjadi sosok
operatif yang memiliki
postur tubuh yang gagah, memiliki kepatuhan, kedisiplinan, kuat fisik
maupun mental, yang menjadi syarat dalam mendukung pelaksanaan tugas
pokoknya.
Di
hari pertama penggojlokkan saya tak pernah sebelumnya membayangkan
akan berjalan jongkok hampir satu kilometer, lalu merayap dan salah
satu tindak hukuman terburuk, yaitu berguling, yang berakibat saya
memuntahkan isi perut. Kemudian hari demi hari berlalu, dan keadaan
makin buruk, saya ditekan dengan keadaan fisik lelah tetap dipaksa
mengikuti berbagai program fisik hampir 19 jam, tidur yang kurang
dari 4 jam; tetap dituntut siaga, sigap dan tepat. Apabila ada
kesalahan sedikit saja, maka akan mendapatkan tindak hukuman.
Pendidikan
Pilar
1 juga
menuntut saya
mengikuti
tata cara makan dengan posisi makan yang benar serta diharuskan
menghabiskan makanan secara cepat. Bahkan saya pernah makan dengan
posisi kulit pisang di atas kepala saya, yang apabila kulit
pisang
itu
terjatuh,
maka saya
harus siap berguling dan ...muntah, tidak
tahan.
Menyakitkan apalagi waktu dilakukannya di malam yang gelap tapi sekaligus ada unsur seru dan lucunya, karena dalam pelatihan
terkadang diselingi background music penyemangat, misalnya lagu
Smells Like Teen Spirit dari Nirvana.
Ada
3 hal utama yang saya pelajari dan dapatkan,
yaitu Loyalitas, Etika dan Respek. Loyalitas
memiliki makna kepemimpinan. Kepemimpinan disini memiliki arti
mengenai bersikap sebagai orang yang dipimpin serta bagaimana
bersikap untuk memimpin. Saya juga mempelajari etika, tata cara sopan
santun, dan bagaimana menjadi seseorang yang peka serta bersikap
melayani orang lain. Sekilas, anda mungkin menganggap remeh sopan
santun karena anda berpikir bahwa ini dapat dilakukan secara
otomatis. Kenyataannya, untuk menjadi orang yang peka dan
berinisiatif ditempuh melalui pendidikan dan pelatihan, serta
mengkikis ego dalam diri. Penerapannya dalam dunia kerja adalah
bersikap santun, ramah, formal dan dapat diterima semua orang
terutama Coach.
Terakhir
adalah respek atau
sikap
hormat, yaitu sikap saling menghargai. Pendidikan fisik
bangun Pilar 1 di Unisyn memang
berat, tapi saat saya
melalui hal tersebut, rasa
percaya
diri dengan diri terbentuk menjadi pribadi baru yang memiliki
disiplin tinggi. sifat ngotot dan pantang menyerah.