Dulu & Sekarang






ecfee-sonny06

Author: Sonny Wahyu Wicaksono
Jadi teringat puluhan tahun lalu awal saya dikenalkan materi studi oleh pelatih dan sobat saya, yang sekarang sebagai HD Coach.
Saya ketemu th 90an pas kebetulan beliau ini sedang makan di kantin mesjid Salman ITB, yang terkenal murah meriah :-D. Ini pertemuan setelah sekian lama. Ngobrol ngobrol akhirnya sang calon pelatih menawarkan pelatihan pribadi. Saya pikir waktu itu tak ada alasan menolak sesuatu yang bagus. Maka mulailah saya berguru.
Tidaklah mudah. Beliau di Bali, saya di Bandung. Bisa dibilang selama saya bertahun tahun ‘ngelmu’ dari beliau mungkin baru tahun ke 8 kami kembali tatap muka. Jadi apa dong cara belajarnya selama itu?
  • Disket. kirim disket. Guru kirim yg sudah berisi materi studi, setelah sampai saya kirim disket kosong ke Bali. Terus begitu, tukar menukar disket. Biaya? Saya selalu kirim ke rek BCA ybs untuk penggantian ongkos kirim. Tapi yang selalu menjengkelkan, sebulan kemudian ditransfer balik sejumlah uang yang sama. Jadi artinya teman saya ini ikhlas membantu sekalipun harus keluar uang.
  • Telpon. Biasanya kita set waktu untuk telpon. Saya masih ingat, itu selalu kami lakukan tiap Jumat malam jam 10 supaya biaya interlokal murah.
  • Pager. Kalau ada pertanyaan urgent, saya kirim message via pager dan karena saya tidak punya pager, jadinya beberapa kali saya balik ke rumah atau telpon dari kampus ITB tapi sang guru lagi meeting. Lucunya kalau telpon siang kami berdua jadi seperti orang gila, karena harus bicara cepat supaya kocek tidak cepat kempes buat bayar pulsa. Yang jelas, istri saya selalu ngomel karena telpon rumah sudah pasti tiap bulan bengkak. Pernah sampai jutaan karena saking inginnya saya banyak tahu, akibatnya saya bicara keasyikan jadi lama. Kalau sudah begini biasanya sang guru merasa tidak enak dan bulan depannya lebih banyak beliau yang telpon.
  • Cuti. Saya sampai pernah bertengkar hebat dengan istri gara gara saya sengaja ambil cuti buat ke Bali, sendirian, disana hanya untuk councelling. Eh, disana saya dimarahi lagi sama sobat saya ini karena tidak ajak istri dan anak anak sekalian ke Bali.
  • Fax. Kalau urgent, terkadang saya ke wartel kirim fax dan pak guru kemudiannya akan balas juga lewat fax ke kampus; bisa sampai berlembar lembar.
Image result for telpon umum picture
Lalu bagaimana sekarang?
  • Sudah ada HP, telpon dg operator yang sama untuk jarak antar kota bisa hanya ribuan rupiah untuk sejam ngobrol
  • Ada email, ada FB, ada milis
  • Bisa chatting dan kesemua layanan internet cukup dengan bayar sekitar 100 ribu rupiah per bulan unlimited
  • Bisa sms
Sekarang saya tidak lihat langsung karena memang lokasi saya berada amat jauh dari NKRI. Tetapi waktu Susi menemui saya di pulau ini dia banyak cerita dengan nada dan raut wajah penuh kejengkelan karena katanya para anggota sekarang ini meski segala fasilitas sudah jauh lebih mudah dan murah tetapi mental mereka pada murah – miskin mental, katanya lagi. Contohnya kebiasaan ‘ogah rugi’; sudah ada HP tapi kalau kontak dengan pelatihnya hanya mau ber SMS ria. Meeting maunya dekat dengan rumah dan malahan kalau bisa selalu diadakan dirumahnya saja.
Teman, kalau untuk ongkos bis saja orang tersebut berhitung, padahal dirinya mampu untuk itu berarti bukan soal ongkosnya melainkan soal ‘kakinya’ sudah dirasakan seberat kaki gajah. Jika demikian, miskin mental selalu anda pelihara maka Tuhan juga akan berhitung untuk rezeki yang Beliau rencanakan akan diberikan ke kita.
Read More...

UNI-G


48
Yvonne Smith
UNI-G (short version) or UNI-G2LS2 (long version) stands for:
Universal Guidance to Life Survival Skills. 
Uni-G is the system or knowledge and Unisyn (The Universal Synergy) is the learning institution.
Read More...

Banyak Relasi


Author: Kayla Anneke
imageedit_1_3251537241
Anneke
Apa yang anda lihat pada diri anda setelah 10 tahun mendatang?
Tidak ada satu pun dari hal diatas yang boleh Anda katakan pada saat di interview (tidak boleh secara langsung) waktu pertama kali anda diwawancara agar diterima belajar sebagai murid perguruan Unisyn. 
Jadi, bagaimana Anda harus menjawab  pertanyaan tersebut? Salah satu murid Unisyn yang pramugari, Nossya Octarina Endinarmemberikan tips.
Hal ini terasa seperti pertanyaan menjebak, karena terkadang diarahkan oleh sipewawancara“bukan dalamperguruan ini”, atau seperti suatu “kesempatan besar tapi apakah di sini?”. Tapi tidak satu pun dari hal tersebut yang dapat Anda katakan pada pewawancara anda.
Kabar baiknya adalah Anda tetap bisa berkata jujur sambil mengatakan apa yang ingin mereka ketahui. Apakah Anda memiliki harapan yang realistik pada karir Anda di tempat yang sudah dikenal teramat sulit menuju ke tiap tiap levelnya? Apakah Anda memiliki ambisi?
Ketika merekrut murid baru, perguruan ini menuangkan investasi, minimal waktu, dari proses pencarian, wawancara, hingga pelatihan. Mereka perlu tahu kalau Anda layak dijadikan investasi sebagai murid yang cukup layak dan laik latihan, tanggap tanggon dan trengginas. Wajar kalau ada di pikiran mereka jangan jangan hanya bertahan satu atau dua bulan saja…
Pertanyaan seperti “Apa rencana Anda 5 tahun ke depan?” dirancang sebagai sejenis tes untuk mengukur motif Anda. Pertanyaan seperti ini pulalah yang saya ajukan baru baru ini ke dua orang Casual: Yolanda Theresia dan Yuliana Ayu Yolanda.
Yola01
Yolanda
APAKAH ANDA INGIN INCOME ANDA BERTAMBAH ?

JAWABANNYA … PASTI !!!
Caranya?
Bisnis di perguruan ini murni adalah kita bekerja keras dan bekerja pintar dengan sistem sehingga kita bisa mendapatkan income yang passive yang dapat kita nikmati seumur hidup.
Pertanyaan selanjutnya: bagaimana langkah anda untuk mencapai Tujuan hidup anda …
Anda ingin mewujudkan impian anda … betul ? Tapi sudah terpikir belum cara caranya?
Lagi pertanyaan penting, apakah anda tidak sulit untuk berkenalan dengan orang asing, belum pernah anda kenal?  apakah anda termasuk yang berkeberatan untuk memperbanyak kenalan anda? Melatih dan mengembangkan relasi anda?
Jika jawaban atas pertanyaan pertanyaan di atas anda cenderung mengatakan “ya” atau berkeberatan,… maka saya sarankan sebaiknya urungkan niat anda untuk menjadi siswa perguruan ini.
Meski belum lama saya berlatih di perguruan ini, namun saya ketahui bahwa salah satu yang menjadi dasar kesuksesan pembangunan Pilar 2 di perguruan ini adalah apa yang dinamakan RDBMS (Relational Data Base Management System). Itu istilah keren yang sengaja dibuat untuk membingungkan publik, namun kata inti penggantinya adalah 2 kata saja: Bangun Relasi. Itu saja. Sudah tentu ada beberapa KSF atau key Success Factorsyang tidak bisa saya ungkapkan disini. Tetapi itulah 2 kata Truf kesuksesan kami tadi: Bangun Relasi, sebelum kita bicara poin poin lainnya seperti: Pendapatan Tambahan, Kebebasan Finansial, Memiliki Usaha Sendiri, Kebebasan Waktu, Pensiun Dini..
Tidak ada yang dapat memberikan solusi atau formula pasti bagi seseorang dalam mengejar kesuksesan. Namun, di Unisyn terdapat beberapa faktor penting yang dipercaya dapat mendekatkan Anda kepada kesuksesan. Banyak orang beranggapan bahwa untuk mencapai kesuksesan hanya membutuhkan kerja keras serta kepintaran dalam menguasai bidang keahlian. Nyatanya, hal tersebut merupakan faktor internal saja, yang mana Anda juga harus membutuhkan faktor eksternal. Salah satu dari faktor eksternal ini adalah membangun relasi sebanyak banyaknya.
Sejujurnya saya amat terkesan dengan pribadi sang maestro perguruan ini. Sebelum berkesempatan tatap muka dengan beliau segala macam perasaan hinggap dalam pikiran saya. Ceritanya waktu saya ingin konseling dengan coach saya, Vivian, pas kebetulan ia dapat tugas dari perguruan untuk terbang ke Jakarta mengawal The Conceptor yang akan ke Dufan menemani anaknya. Spontan saya menyatakan ke coach Vivian untuk ikut serta, tiket dan akomodasi tak masalah saya yang tanggung sendiri (kan saya sudah Financial Independent). Awalnya Vivian terlihat agak berat menyanggupinya karena dia pikir belum tentu akan dibolehkan olehthe Bridge Unisyn. Tapi ternyata lampu hijau diberikan sebab saya sekalian akan screening (wawancara) 2 orang Casuals di Jakarta.
Singkat cerita, kami menuju hotel Shangrilla di kota BNI, tepatnya di Nishimura Japanese resto. Waktu masuk, tampaklah dari jauh HD Coach sedang berbincang dengan 2 pria. Kami duduk agak jauh di meja sebelahnya. “Aki, HD Coach terlihat kurus ramping setelah baru baik sakit, di rawat hampir 2 bulan di RSCM” Vivian menjelaskan. Saya perhatikan bapak yang sedang bicara dengan Pelatih Besar dan agak berbisik ke coach Vivian saya katakan:”itu bukannya Hermawan Kertajaya?”
Nishimura - Jakarta Restaurants
Coach Vivian mengangguk membenarkan, kemudian coach melanjutkan:”itu marketing guru Indonesia, ketua perkumpulan marketing Asia dan seabrek prestasi lainnya dan kamu tahu siapa bapak disebelahnya itu?”
Saya perhatikan dan mencoba mengingat ingat wajah yang dulu pernah muncul di tv. Agak lama kemudian, saya temukan,”pak Dorojatun”
yes” jawab Vivian singkat. “Kuncorojakti, mantan menteri”
waw” saya hanya bisa menimpali singkat. Belum hilang rasa takjub saya, kemudian ada seseorang yang melewati meja mereka sambil melambaikan tangan ke sang Maestro. Beliau tersenyum balas melambaikan tangan.
Related image
Siapa itu yang barusan, coach?”tanya saya mneyelidik. “Itukan KxSxD yang sekarang…pak Axdxixa” jawab Coach Vivian. Demikianlah Sang Pelatih Besar Unisyn. Beliau kenal dengan banyak orang dan ini memiliki peran penting tidak hanya untuk menunjang kesuksesan, namun banyak aspek dalam kehidupan. Beragam manfaat bagi kitasaat berhasil membangun relasi yang luas dan kuat.
Selesai kedua tamu pelatih pamit pergi, kami berpindah ke kursi dimana The Conceptor berada. “Vivian, bagaimana kabarnya?” sapa pak Pelatih sambil bangun berdiri mengulurkan tangannya ke Vivian dan saya.
Baik, Aki. Ini kebetulan murid saya di Kalimantan ke sini mau interview beberapa calon murid, Casuals”
Inilah dia The Conceptor. Terus terang tangan saya agak gemetar menerima uluran tangan dari beliau. Pria yang masih terlihat tegap meskipun di usia diatas 50 tahun disamping rambutnya yang memutih tapi masih terlihat ketampanannya. Saya tidak heran akan info yang sampai ke saya bahwa dulunya beliau dikejar banyak gadis dan wanita muda. Kemudian saya pikir beliau orang yang rada genit atau mengarah ke playboy karena banyak diburu wanita ternyata anggapan saya salah, beliau hanya melihat saya sebentar, tidak sampai sekian detik waktu saya sebutkan nama saya,”Anneke” dan beliau selebihnya tidak pernah memandang apalagi menatap saya, lebih sering pandangan matanya menunduk ke bawah atau ke arah lain… Justru pandangan yang seperti inilah yang membuat banyak wanita kesal, jengkel karena seakan tidak perhatikan. Tapi waktu minuman diantar, beliaulah yang memindahkan gelas gelas yang diantar waitress ke meja kami; tanda bahwa beliau ini tetap “care” orangnya sekalipun terkesan agak cuek…
Sepanjang Mr Conceptor duduk didepan kami seakan akan kami berhadapan dengan patung. Sang HD Coach lebih banyak diam mendengarkan pembicaraan kami. Justru seakan akan kamilah yang jadi obyek pertanyaan beliau. Terkesan sekali malah beliau yang berusaha menggali pribadi dan segala sesuatu mengenai kami. Beliaulah yang “banyak belajar” dari kami. Itulah beliau, sesuai info yang sebelumnya saya dapat bahwa kalau di dekat beliau, kitalah yang sebaiknya mengajukan pertanyaan. Jika tidak, yang terjadi malah sebaliknya…
Anneke, ada yang mau ditanyakan? Selagi ketemu saya sekarang ini?” sibapak sampai harus mengulang pertanyaannya tiga kali ke saya, karena saya bingung terkesima melihat sikap ‘dingin’ dan cuek dari the Conceptor. “Eh, ya…ada sir. Pertanyaan saya, apa pesan bapak,…mmmh…The Chef untuk murid belum lama belajar seperti saya dalam mengejar sukses?”
Mendengar pertanyaan saya itu, barulah The Chef terlihat senyum menanggapi,” Ever Onward, Never Retreat”.Tidak ada yang dapat memberikan solusi atau formula pasti bagi seseorang dalam mengejar kesuksesan. Namun, terdapat beberapa faktor penting yang dapat mendekatkan Anneke kepada kesuksesan, akan diajarkan di perguruan ini”.
Kemudian lanjut beliau:”Banyak orang beranggapan bahwa untuk mencapai kesuksesan hanya membutuhkan kerja keras serta kepintaran dalam menguasai bidang keahlian. Nyatanya, hal tersebut merupakan faktor internal saja, yang mana Anda juga harus membutuhkan faktor eksternal. Salah satunya adalah membangun relasi baik dengan banyak orang. Hal ini memiliki peran penting tidak hanya untuk menunjang kesuksesan, namun banyak aspek dalam kehidupan. Inilah beragam manfaat bagi kita saat berhasil membangun relasi yang luas dan kuat.”
Tak lama setelah itu, HD Coach pamit undur diri. Vivian menawarkan, setengah maksa, untuk mengantar HD Coach sampai ke tempat parkir, tapi ditolak beliau dengan alasan harus ada yang menemani saya, Anneke di restoran ini. Demikianlah awal perjumpaan saya dengan sang tokoh perguruan yang sangat rendah hati, low profile dimana ditangan beliau sudah tercetak lebih dari 50 murid sukses multi milioner di seantero dunia. Sepulang di kamar hotel perjumpaan itu masih saya ingat ingat kembali dan masih ingin rasanya saya bisa kembali menemui beliau dalam waktu dekat. Semoga…
Image result for bangun relasi picture
Read More...

Fasilitas Kesehatan no.1



Author: Nirmala Chandra Asri
Nirmalao5
Nirmala Asri
Ketika murid-muridUnisyn mendengarPelatih The Founder sekaligus The Conceptortercintanya di rawat di RSCM karena sakit GERD dan komplikasi padajantung di awal September, kami sudah tentu semua bersedih tapi sekaligus kesal karena kami tidak diizinkan menjenguknya. Lebih dulu kita ketahui sejarah melatar-belakanginya. Di awal semua siswa memulai pelatihan Uni-G bersama The Conceptor kami semua sepakat (atau terpaksa menyepakati) perjanjian sepihak yang di buat oleh the Master, bahwa pelatihan yang perdananya di tahun 1988 dengan siswi pertama Dewi Ratna bukan saja tanpa dipungut biaya sepeserpun tapi juga tidak ada dan tidak boleh memberikan dalam bentuk apapun jika kemudiannya terbukti kesuksesan berhasil diperoleh. Tentu saja di kala dimulainya pelatihan semua murid mengamini perjanjian tersebut. Pertama umumnya perkenalan kami dengan sang Pelatih Besar baru dalam tahap dini sekali, pertemananpun baru dimulai. Kami bisa dibilang sedikit sekali mengenal diri pribadi sang pelatih dan dengan sendirinya apapun yang dibawa serta oleh “bapak” ini juga baru dalam taraf perkenalan. Ilmu Uni-G masih di fase Trial and Error. Jadi ketika beliau mengatakan frase “nanti kalau sukses…” jelas kami mengiyakan saja sebab murid pertama yang sukses mencapai kondisiFinancial Independent yaitu Yuningsih baru terealisasi di tahun 1996 atau 8 tahun kemudian. Sedangkan ketika saya bergabung ke perguruan ini mulai belajar setahun kemudian (1997) Sang Pelatih sama sekali sengaja menutup informasi tentang Yuningsih ataupun siapa saja murid muridnya yang sudah berhasil. Sebab di waktu itu ada peraturan yang diciptakan oleh Dewi Ratna bahwa seorang murid Unisyn hanya diperkenankan tahu dua hal:pertama siapa coach di atasnya langsung dan kedua coach diatas coachnya, selesai. Jadi pada masa itu segala sesuatu hal tentang perguruan ini menjadi misteri. Keadaan tersebut dibuka drastis sewaktu Shobha bertugas menjabat Principal atau Kepala Sekolah tapi kemudiannya di jaman Susi Rusanti secara perlahan status perguruan dikembalikan seperti semula menjadi abu abu dan gelap kembali setelah Esmeraldina menjadi Skipper atau Principal. Sekarang ini status Unisyn menjadi tertutup.

HD Coach atau Pelatih Besar kami orang yang konsisten dengan kata katanya sendiri. Begitu murid muridnya satu per satu mendulang kesuksesan beliau sama sekali tetap pada pendiriannya tidak mau menerima tawaran, ajakan hingga “paksaan’ dari para muridnya agar bersedia menerima bagian dari kesuksesan kami. Susah memang kalau berhadapan dengan manusia idealis macam beliau.
Sesuai dengan pesan beliau:”Kamu suskses, enjoy dengan kesuksesan itu. Tolong jangan sedikitpun melibatkan saya juga jangan bawa bawa nama saya dalam kesuksesan itu. Tapi cukuplah lakukan dua hal untuk saya: berterima kasihlah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta dan keduanya berkontribusi untuk semesta alam sesuai nama perguruan kita, Universal Synergy.” Satu hal pesan beliau yang sungguh menyakitkan bagi para murid,”bahkan suatu saat nanti kalau saya mati, jangan datangi, jangan antar saya ke kuburan, serahkan segala sesuatunya biar keluarga saya yang urus”.
Ketika murid-murid Unisyn mendengar Pelatih The Founder sekaligus The Conceptor tercintanya di rawat di RSCM karena sakit GERD dan komplikasi pada jantung di awal September, kami sudah tentu semua bersedih tapi sekaligus kesal karena kami tidak diizinkan menjenguknya. Lebih dulu kita ketahui sejarah melatar-belakanginya. Di awal semua siswa memulai pelatihan Uni-G bersama The Conceptor kami semua sepakat (atau terpaksa menyepakati) perjanjian sepihak yang di buat oleh the Master, bahwa pelatihan yang perdananya di tahun 1988dengan siswi pertama Dewi Ratna bukan saja tanpa dipungut biaya sepeserpun tapi juga tidak ada dan tidak boleh memberikan dalam bentuk apapun jika kemudiannya terbukti kesuksesan berhasil diperoleh. Tentu saja di kala dimulainya pelatihan semua murid mengamini perjanjian tersebut. Pertama umumnya perkenalan kami dengan sang Pelatih Besar baru dalam tahap dini sekali, pertemananpun baru dimulai. Kami bisa dibilang sedikit sekali mengenal diri pribadi sang pelatih dan dengan sendirinya apapun yang dibawa serta oleh “bapak” ini juga baru dalam taraf perkenalan. Ilmu Uni-G masih di fase Trial and Error. Jadi ketika beliau mengatakan frase “nanti kalau sukses…” jelas kami mengiyakan saja sebab murid pertama yang sukses mencapai kondisi Financial Independent yaitu Yuningsih baru terealisasi di tahun 1996 atau 8 tahun kemudian. Sedangkan ketika saya bergabung ke perguruan ini mulai belajar setahun kemudian Sang Pelatih sama sekali sengaja menutup informasi tentang Yuningsih ataupun siapa saja murid muridnya yang sudah berhasil. Sebab di waktu itu ada peraturan yang diciptakan oleh Dewi Ratna bahwa seorang murid Unisyn hanya diperkenankan tahu dua hal: pertama siapa coach di atasnya langsung dan kedua coach diatas coachnya, selesai. Jadi pada masa itu segala sesuatu hal tentang perguruan ini menjadi misteri. Keadaan tersebut dibuka drastis sewaktu Shobha bertugas menjabat Principal atau Kepala Sekolah tapi kemudiannya di jaman Susi Rusanti secara perlahan status perguruan dikembalikan seperti semula menjadi abu abu dan gelap kembali setelah Esmeraldina menjadi Kepala Sekolah. Sekarang ini status Unisyn menjadi tertutup.
HD Coach atau Pelatih Besar kami orang yang konsisten dengan kata katanya sendiri. Begitu murid muridnya satu per satu mendulang kesuksesan beliau sama sekali tetap pada prinsipnya tidak mau menerima tawaran ajakan hingga “paksaan’ dari para muridnya agar bersedia menerima bagian dari kesuksesan kami. Susah memang kalau berhadapan dengan manusia idealis macam beliau.
Sesuai dengan pesan beliau:”Kamu suskses, enjoy dengan kesuksesan itu. Tolong jangan sedikitpun melibatkan saya juga jangan bawa bawa nama saya dalam kesuksesan itu. Tapi cukuplah lakukan dua hal untuk saya: berterima kasihlah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta dan keduanya berkontribusi untuk semesta alam sesuai nama perguruan kita, Universal Synergy.”

Di bulan September kemarin, karena terhalang perjanjian itu, para murid memutuskan untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar mendoakan kesembuhan beliau. Semua murid itu pun kemudian melakukan sesuatu yang mengharukan untuk guru mereka. Para murid beliau dari seantero dunia mulai dari Alpine, Alaska (Maribel) sampai Wellington, NZ (Setia K); dari Nigeria (Ben Okohoma) sampai Tokyo (Akane Miyazaki) datang. Beberapa hari setelah beliau di rawat di ICCU RSCM kami tanpa beliau ketahui menyewa hall di Kelapa Gading Sport Mall.Disamping doa bersama murid-murid tersebut kemudian menyanyikan lagu pujian untuk HD Coach. Lagu tersebut dinyanyikan untuk menyampaikan pesan betapa istimewanya sosok The master di hati mereka. “Sungguh indah dan tak terlupakan,” ungkap Aylen Kwok selesai acara tersebut.
Image result for jitec mangga dua
Vivian Liem yang belakangan ini ditugaskan mengawal dan mendampingi beliau mengungkapkan betapa sedihnya mengetahui kondisi Bapak Pelatih, sekalipun dokter menyatakan kondisinya stabil. Beliau adalah sosok guru dan panutan yang sangat menginspirasi. Pastinyabagaimanapun begitu sedih melihat guru yang sangat dibanggakan dan disayangi sedang terbaring, lemah. Semua berharap kondisi beliau bisa segera membaik.

Di baris depan hall itu duduk Susi Rusanti, murid terkaya alumni Unisyn yang tampak sangat sedih. Dia menceritakan bagaimana Pelatihnya memaafkannya setelah dengan sengaja setahun ia menutup komunikasi sama sekali. Tidak terima telpon, email dan segala bentuk komunikasi apapun. Ketika akhirnya ia meminta maaf sambil berlutut di depan coachnya, Susi terkejut mendengar komentar pelatihnya: “Murid saya yang jenius, teguh berlatih, tidak sombong…..” membuat Susi merasa malu pada dirinya sendiri.
Akhirnya diujung acara itu kami para murid memutuskan tanpa setahu Sang Guru untuk berbuat sesuatu. Semua teman menunjuk saya, karena mereka tahu profesi saya sebagai seorang dokter meskipun prakteknya di negara paman Sam, untuk “menyelinap” dan “menyusup” ke dalam rumah sakit. Saya turut serta memeriksa kondisi kesehatan beliau, Lucunya, waktu saya coba menghibur beliau dengan memberi semangat supaya segera sembuh, eh, beliau malah yang menghibur saya, melarang sayabersedih.”Jangan kamu bersedih, Ade, sesungguhnya Allah bersama kita.” tapi beliau sama sekali tidak tahu apa yang saya perbuat “spesial” untuk dirinya….
Sang Pelatih terheran heran, begitu ia tiba di IGD beliau diperlakukan bak seleberiti saja… beliau disambut banyak dokter spesialis, bukan sekedar dokter yang seakan berlomba lomba memperkenalkan diri mereka satu per satu. Sejak di ICCU berbagai tindakan terus dilakukan bahkan baru saja rampung di ICCU baru beberapa hari keluar rumah sakit, beliau digiring kembali masuk, untuk menjalani beberapa serial tindakan berikutnya… semua jasa dengan kualitas prima. Alhasil begitu keluar dari rumah sakit beliau memuji dan mempropagandakan fasilitas BPJS yang begitu hebat di depan bossnya di kantor dan ke sejumlah relasinya…
Di bulan September kemarin, karena terhalang perjanjian itu, para murid memutuskan untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar mendoakan kesembuhan beliau. Semua murid itu pun kemudian melakukan sesuatu yang mengharukan untuk guru mereka ini. Para murid beliau dari seantero dunia mulai dari Alpine, Alaska (Maribel) sampai Wellington, NZ (Setia K); dari Nigeria (Ben Okohoma) sampai Tokyo (Akane Miyazaki) datang.Beberapa hari setelah beliau di rawat di ICCU RSCM, kami, tanpa beliau ketahui menyewa hall di Kelapa Gading Sport Mall. Disamping doa bersama murid-murid tersebut kemudian menyanyikan lagu pujian untuk HD Coach. Lagu tersebut dinyanyikan untuk menyampaikan pesan betapa istimewanya sosok The master di hati mereka. “Sungguh indah dan tak terlupakan,” ungkap Aylen Kwok selesai acara tersebut sambil menyapu linangan air matanya
Vivian Liem yang belakangan ini ditugaskan mengawal dan mendampingi beliau mengungkapkan betapa sedihnya mengetahui kondisi Bapak Pelatih, sekalipun dokter menyatakan kondisinya stabil. Beliau adalah sosok guru dan panutan yang sangat menginspirasi. Pastinyabagaimanapun begitu sedih melihat guru yang sangat dibanggakan dan disayangi sedang terbaring, lemah. Semua berharap kondisi beliau bisa segera membaik.
Di baris depan hall itu duduk Susi Rusanti, murid terkaya alumni Unisyn yang tampak sangat sedih. Dia menceritakan bagaimana Pelatihnya memaafkannya setelah dengan sengaja setahun ia menutup komunikasi sama sekali. Tidak terima telpon, email dan segala bentuk komunikasi apapun. Ketika akhirnya ia meminta maaf sambil berlutut di depan coachnya, Susi terkejut mendengar komentar pelatihnya: “Murid saya yang jenius, teguh berlatih, tidak sombong…..” membuat Susi merasa malu pada dirinya sendiri.
Susi23
Semua murid menangis. Akhirnya diujung acara itu kami para murid memutuskan tanpa setahu Sang Guru untuk berbuat sesuatu. Semua teman menunjuk saya, karena mereka tahu profesi saya sebagai seorang dokter meskipun prakteknya di negara paman Sam, untuk “menyelinap” dan “menyusup” ke dalam rumah sakit. Sayaturut serta memeriksa kondisi kesehatan beliau, Lucunya, waktu saya coba menghibur beliau dengan memberi semangat supaya segera sembuh, eh, beliau malah yang menghibur saya, melarang saya bersedih.”Jangan kamu bersedih, Ade, sesungguhnya Allah bersama kita.” Tapi dibalik itu beliau sama sekali tidak tahu apa yang saya perbuat “spesial” untuk dirinya….Apa itu?
Sang Pelatih terheran heran, begitu ia tiba di IGD beliau diperlakukan bak seleberiti saja… beliau disambut banyak dokter spesialis, bukan sekedar dokter yang seakan berlomba lomba memperkenalkan diri mereka satu per satu. Sejak di ICCU berbagai tindakan terus dilakukan bahkan baru saja rampung di ICCU baru beberapa hari keluar rumah sakit, beliau digiring kembali masuk, untuk menjalani beberapa serial tindakan berikutnya… semua jasa dengan kualitas prima. Alhasil begitu keluar dari rumah sakit beliau memuji dan mempropagandakan fasilitas BPJS yang begitu hebat di depan bossnya di kantor dan ke sejumlah relasinya…
Read More...