Moral of Steel

Posted on
  • Tuesday, February 19, 2013
  • by
  • Universal Synergy
  • in

  • Author: Ida Bagus Putu Tantra
    Saya bukan tipe orang yang suka dengan hal-hal mistis. Tujuan belajar di perguruan Unisyn semata mata demi meraih kesuksesan dalam hidup. Tetapi entah ini namanya sial atau tidak, dalam hidup saya, justru di perguruan ini saya pernah mengalami kejadian mistis dan peristiwa yang saya alami ini dalam melatih salah satu murid saya, Gunung Hardiman, merupakan kejadian yang paling menyeramkan.
    Publik tahunya program pelatihan di Unisyn itu berkisar seputar penggemblengan fisik saja. Salah besar! Ada 4 Pilar yang dilatih di perguruan kami dan ada 4 SS (Special Stage) ~ Pengujian Besar, yakni:

    1. Square 5 – Men of Steel: ujian tahap fisik, 100% fisik
    2. Square 7 – Monetary of Steel: Ujian tahap finansial
    3. Square 9 – Mind of Steel: Ujian tahap mental
    4. Square 11 – Moral of Steel: Ujian tahap spiritual
    Masing masing SS materi ujinya berbeda; bidang uji berbeda dan kesulitannya berbeda. Moral of Steel tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Lama pengujiannya bisa lewat seminggu. Setiap siswa harus mengikuti seluruh rangkaian ujian yang padat dari pagi sampai malam. Men of Steel aspek fisik yang diujinya. Ada ujian berjalan jauh di jalan yang becek, licin dan berbatuan tajam seperti di daerah Ciampea Bogor. Tak mudah berjalan dengan santai, harus penuh konsentrasi jika tidak mau terpeleset jatuh akibat licinnya jalan tanah basah dan sewaktu-waktu hujan bisa mengguyur membasahi seluruh pakaian yang dikenakan para peserta. Sedangkan dalam uji stase spiritual para murid justru harus sanggup tidak tidur hingga berhari hari. Waktu uji spiritual jarak jalan kakinya tidaklah jauh, malah di beberapa tempat seperti di Lawang Sewu (Semarang) peserta tidak bergerak (jalan) tapi cukup duduk diam di tempat sepi sendirian hingga fajar menyingsing. Karena bukan fisiknya yang diuji melainkan uji nyali, berani tidaknya menghadapi berbagai penampakan makhluk halus yang menyeramkan bin mengerikan. Contoh di tempat lain misalnya di gua atau makam keramat yang tak kalah seru seram dan mendebarkan. Peserta harus tidur di luar di alam terbuka dengan segala resiko seperti kedinginan, hembusan angin, nyamuk… yang harus dilakukan dan diselesaikan sendirian. Siswa harus berani mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi seorang diri.
    Tujuan sebenarnya dari MOS Pilar 4 bukanlah menyengaja bertemu makhluk halus, melainkan evaluasi sampai dimana tingkat kedekatan siswa dengan Sang Maha Kuasa. Sebetulnya kuncinya hanya satu dan sederhana: PASRAH. Kalau definisi yang diberikan HD Coach: Tunduk turut menyerahkan diri kepada Tuhan dengan tulus dan ikhlas. Dari uji nyali itulah, nantinya ketahuan, ternyata ada saja murid yang takut keluar dan jalan sendirian di malam hari yang gelap. Banyak kejadian lucu dan aneh selama Moral of Steel, bahkan tidak masuk akal. Kalau ada yang pingsan atau kesurupan itu sih biasa. Tapi yang pasti, semua harus dihadapi para peserta, mereka dituntut berani, terampil dan tangkas dalam menghadapi dan menyelesaikan seluruh masalah.
    12923093_1878841302342526_9071033388402319203_n
    Gunung Hardiman
    Seorang murid Unisyn sub kelompok latihan Swastyastu – Gunung Hardiman, sempat tidak berhasil lulus uji Moral of Steel . Padahal beliau ini sudah berhasil meraih posisi Financial Independent dari bisnis kuliner bakso. Ceritanya dibawah pembinaan saya Ida Bagus Putu Tantra sebagai Coach, pak Gunung harus menjalani uji nyali di Taman Festival, Bali. Taman ini dibangun pada tahun 1997 dan merupakan sebuah tempat yang berisi banyak wahana permainan mulai dari gedung pertunjukan, amphitheather, theater 3D, kebun binatang, wisata alam bahkan gunung buatan yang dapat meletus non-stop.
    Image result for taman festival bali picture
    Di tahun 1999 Taman Festival mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan disebabkan oleh krisis moneter dimana bangunan yang digadang sangat mewah dan megah ini tidak dapat menyelesaikan pembangunan yang disebabkan tidak adanya dana.
    Masih banyak terdapat bangunan yang belum selesai dibangun dan menyisakan kerangka yang memang memberikan kesan horor. Ditambah bencana kebakaran ditahun 2012 yang menambah lagi sensasi horornya.
    Taman Festival Bali beralamatkan di daerah Pantai Padang Galak, Desa Kesiman Petilan, Sanur. Sedikit info, konseptor perguruan waktu masih mahasiswa beberapa kali menyengaja “menyepi” di daerah ini, malam malam dan sendirian saja….
    Image result for pantai padang galak
    Pantai Padang Galak
    Lahan seluas ratusan hektar ini sudah banyak ditanami ilalang dan rumput liar sehingga membuat jalanan masuk ke tempat ini mirip seperti hutan. Jangan lupa bahwa ujian Moral of Steel dilakukan di saat menjelang malam. Warga sekitar sudah sempat mengingatkan ke Tim Unisyn agar mengurungkan niatnya. Akan tetapi Pak Gunung sebagai murid peserta MOS harus “ menginap” di dalam area ini.
    Baru saja sekitar pukul 21 waktu mencoba memulai meditasi grounding, pak Gunung merasa ada yang aneh di dalam wilayah itu, merasa tak nyaman. Lehernya terasa panas, dan Ia pun merasa merinding seperti merasakan ada hembusan angin yang menjalar dari kaki sampai leher. Ia pun berpikir bahwa ada yang tak beres di situ. Segera ia berpindah ke wilayah agak depan dan Ia tidak takut lagi ketika berada di sana. Saking merasa nyaman, ia tertidur padahal selama uji coba MOS siswa harus begadang sampai pagi, lek lekan istilah Jawanya.
    Image result for taman festival bali picture
    Jam 1, saya membangunkannya dan memintanya bergeser agak ke dalam yang tak banyak hembusan anginnya. Nah, justru di sinilah kejadian seram terjadi, pas setelah saya meninggalkannya sendiri (saya tetap berada di wilayah Taman Festival tapi posisinya agak jauh) saya masih sempat melihat pak Gunung lagi duduk merenung, bukan meditasi.
    Menurut penuturan pak Gunung, ia mendadak melihat sesosok perempuan yang muncul dengan baju putih seperti daster berdiri di dekatnya. Rambutnya sangat panjang dan mukanya sangat pucat. Ia menyaksikan pemandangan itu di depan matanya sendiri. “wanita” itu berada di depannya, menyender ke tembok. “wanita’ itu lama terdiam dan saling berpandangan dengan pak Gunung. Tiba-tiba ia membuka mulut dan bersuara lirih. “Cari siapa, mas?” bisik perempuan itu, datar dan tanpa ekspresi. Gunung yang ketakutan segera membangunkan Coachnya (saya, Bagus Tanra) yang lagi asyik lakukan Static Tensioning. Pak Gunung menekan Panic Button yang sudah disiapkan dekat dengan posisinya. Untuk menekan tombol “Panic” berupa remote control door bell itupun harus dilakukan dengan susah payah, tubuhnya sulit digerakkan. Ketika saya terjaga dari latihan, badan Gunung pulih kembali. Setelah ditenangkan, Gunung coba menceritakan peristiwa tadi. Kami akhirnya memutuskan pulang di malam itu. Ujian dinilai tak lulus. Tapi nyatanya cerita jelas tak berhenti sampai di situ.
    Image result for taman festival bali picture
    Gunung berlatih kembali agar ia bisa lulus ujian ulangan. Tak ada masalah atau kejadian apa apa selama berbulan-bulan. Suatu saat, saya diajak Coach Setia Kelana bertemu dengan HD Coach (Aki) di Jakarta dalam suatu urusan. Saya sempatkan menceritakan peristiwa yang menimpa operatif Gunung. Aki sempat merenung sebentar kemudian berguman, ‘sepertinya ada yang ikut nih’. HD Coach menjelaskan kalau yang mengikuti pak Gunung adalah cewek dan sepertinya suka dengan pak Gunung. HD Coach atau Aki mengatakan si hantu cewek ini suka dengan pak Gunung karena dia pak Gunung jarang berlatih optimizer sehingga Force Field (pertahanan diri) lemah tambah lagi pak Gunung senang menyendiri buat melamun (bukan meditasi). Aki juga menjelaskan kalau si ‘wanita’ ini suka mengganggu saat pak Gunung menyendiri dan selama ini hantu ini selalu ikut ke manapun ia pergi.
    Image result for remote control door bell
    Remote Control Door Bell
    Stres dengan keadaan ini, saya bertanya ke HD Coach bagaimana cara mengusir hantu cewek ini. Aki atau Chef cuma bilang, susah. Salah satu caranya harus kembali ke tempat itu lagi, Taman Festival. Itu cara diantar balik. Sekembalinya ke Bali saya ceritakan ke pak Gunung apa yang diucapkan Aki di JakartaGunung meski dengan sopan jelas menolak mentah-mentah ide tersebut. Kalaupun harus uji MOS lagi, lebih baik berganti tempat, jangan di situ lagi. Apalagi sekalian mengembalikan sihantu itu.
    Beberapa minggu setelahnya, Coach Setia kebetulan singgah di Bali dalam perjalanan menuju Selandia Baru. Saya memanfaatkan moment ini dengan mengajak pak Gunung untuk bertemu Coach Setia di Hotel Intercontinental Bali resort, Jimbaran – Denpasar. Gunung senang bertatap muka dan salaman dengan Superior Coach sekalian disitu Gunung memohon minta tolong ke Setia agar dibantu mengusir hantu ini. Tapi mas Setia justru bilang sambil menunjuk ke luar jendela dan seperti di komando, mata saya dan pak Gunung tertuju ke jendela yang sama. Demi Sang Hyang Widhi Wasa! Ada bayangan wanita berambut panjang dengan muka putih pucat, berdiri melayang di luar jendela depan kamar. Tetapi hanya sesaat, kemudian bayangan itu tidak kelihatan lagi; Di siang hari terang! Saya dan pak Gunung masih menatap ke luar jendela terkesima dan tak bisa berkata sepatahpun. Hanya Coach Setia yang tampil tenang menuang air mineral ke gelas dan meminumnya seakan tak terjadi apa apa. Kemudian Setia menjelaskan, “Itu sepertinya jenis Doppelganger atau semacam itulah. Istilah untuk menyatakan bayangan seseorang, bukanlah bayangan biasa seperti kalau kita sedang berdiri di depan cermin atau bayangan yang tercipta karena pantulan cahaya saat anda berdiri menghadap dinding”. Doppelganger merupakan bayangan yang memiliki sebuah misteri yang mengerikan.
    “Tadi itu sekaligus ‘ia’ pamit, pergi dan tidak akan mengganggu pak Gunung lagi”.
    “Apa jaminannya, mas? Bagaimana supaya si hantu itu tidak akan ganggu saya lagi?” tanya pak Gunung dengan nada terbata bata karena masih belum hilang ketakutannya.
    “Wah, iya lupa. Tadi saya tidak memintanya untuk buat janji hitam di atas putih…” Mas Setia cuma tersenyum, sempat sempatnya bercanda. Pak Gunung tersenyum kecut. Kemudian mas Setia menimpali dengan singkat saja,”makanya rajin lakukan Optimizer, pak. Tiap hari. Bapak muslim kan?”
    Pak Gunung hanya mengangguk pelan terduduk di pinggir tempat tidur. Memang betul, setelah hari itu pak Gunung sudah tidak pernah lagi diganggu…
    12108970_1808110886082235_3586478515596860576_n
    Gunug H, di lokasi MOS berikutnya

    0 comments:

    Post a Comment

    Note: Only a member of this blog may post a comment.