Bahaya Laten

Posted on
  • Saturday, August 11, 2012
  • by
  • Universal Synergy
  • in

  • Sonny05
    Sonny W Wicaksono
    Banyak orang beranggapan bahwa dengan gaji atau penghasilannya yang dari wiraswasta sudah cukup besar terusnya berpikir dirinya tidak lama lagi bisa memperoleh Financial Freedom, dimana uang yang akan bekerja untuk kita bukan sebaliknya seperti kebanyakan orang. Mungkin ini bisa jadi perhatian buat anda yang sudah beruntung memperoleh penghasilan bulanan yang cukup besar, agar direnungkan kembali. Bagaimana caranya uang yang anda peroleh itu bisa disulap agar bekerja untuk anda atau sering dinamakan Passive Income? Apa formulanya?
    Okelah penghasilan anda besar. Lalu? Anda tabungkan. Lalu?
    Berapakah bunga deposito Rp sekarang ini? 1/2% per bulan atau 6%/tahun. Let’s say, anda ingin punya minimal Rp 10 juta/bulan dari bunganya saja. Berapa simpanan pokok yg harus anda punya di bank?  Jawabnya: Rp 2 Milyar. Taruhlah penghasilan anda di atas rata rata orang, apakah berupa dari gaji atau wiraswasta; sehingga anda sanggup menyisihkan Rp 50 juta/bulan setelah seluruh pengeluaran rutin dan non rutin bulanan telah anda bayarkan. Sebelum lanjut, pertanyaannya: Bisakah? Bisakah anda lakukan itu? Menyisihkan hingga Rp 50 juta sebulannya. Karena jika jawaban anda ‘bisa’ itu artinya penghasilan bulanan anda paling tidak Rp 100 juta/bulan. Mari kita buat ilustrasinya:
    • Rp 50 juta/bulan > Rp 600 juta/tahun > hampir 4 tahun: ya, sepertinya anda bisa setelah th ke 4 berhenti kerja
    • Rp 25 juta/bulan > Rp 300 juta/tahun > 7 tahun: mungkin anda bisa mengejarnya
    • Rp 12.5 juta/bulan > Rp 150 juta/tahun > 14 tahun lagi. Bisa?
    Jangan lupa adanya inflasi dan pajak atas bunga deposito.
    Persoalan lain adalah masalah Opportunity Cost. Orang, dalam keadaan terjepit problem finansial umumnya jadi gelap mata dan tidak ada waktu buat memikirkan hal hal lain selain masalah keuangannya. Oke, bisa dimengerti. Tapi apa yg kemudian dilakukan setelah masalahnya lewat, bisa teratasi? SANTAI. inilah sudah sifat manusia. Kami para siswa perguruan Unisyn senantiasa sudah distel di otak kami bahwa: setiap kali kamu merasa nyaman itu berarti ketidak nyamanan (Latent danger) sudah mengintai dan tinggal hitung hari untuk berhadapan dengannya. Apa yang terjadi biasanya ketika suatu musibah datang dan sang manusia belum menyiapkan dirinya untuk menghadapi musibah tersebut? Bisa panik, putus asa hingga berakhir pada 2 kemungkinan: masuk rumah sakit jiwa atau kuburan.
    Dalam kenyamanan sebetulnya ada ketidaknyamanan. Bukankah dalam agamapun juga disebutkan bahwa: dibalik kesusahan ada kemudahan? ada dalam tiada dan tidak ada tetapi ada.
    Sayang, manusia, sudah dianugerahkan pikiran tetapi sering enggan menggunakannya.

    0 comments:

    Post a Comment

    Note: Only a member of this blog may post a comment.